-->

Breaking

Senin, 18 November 2024

Intimidasi Kekuasaan dalam Pemilu, Rakyat Merasa Tertekan dan Marah

Intimidasi Kekuasaan dalam Pemilu, Rakyat Merasa Tertekan dan Marah
Suara Rakyat - Janganlah Lagi Dibeli


SUARA RAKYAT
 - Pemilu seharusnya menjadi ruang di mana rakyat merayakan kebebasan berpendapat dan menentukan masa depan. Namun, ketika kekuasaan digunakan untuk memaksa pilihan, makna demokrasi menjadi hampa. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apakah suara rakyat masih murni atau telah terdistorsi oleh tekanan?

Hasil survei yang dilakukan BaraMuda terhadap 2.000 audiens berusia 27 hingga 35 tahun mengungkapkan sentimen publik yang mencemaskan. Mayoritas responden mengaku merasa tertekan dan bahkan marah ketika mendengar atau menyaksikan intimidasi terkait pemaksaan memilih. Generasi ini, yang dikenal sebagai digital natives, memiliki akses luas ke informasi, sehingga mereka lebih peka terhadap dinamika politik. Ketika intimidasi terjadi, mereka merasa bahwa hak mereka untuk memilih secara bebas dirampas.


Beberapa responden menyampaikan bahwa praktik seperti ini menciptakan rasa frustrasi yang mendalam. “Kami seperti dihadapkan pada ilusi pilihan, padahal keputusan telah diarahkan,” kata salah satu responden. Perasaan ini juga memicu ketidakpercayaan pada institusi pemerintahan dan partai politik yang seharusnya menjadi penjaga demokrasi.


Selain itu, intimidasi sering kali dilakukan dengan cara-cara yang subtil, seperti ancaman terhadap pekerjaan, janji program tertentu yang hanya diberikan kepada pendukung, hingga tekanan sosial. Semua ini mempertegas ketimpangan antara pemilih dan penguasa.


Apa yang dirasakan rakyat?

  • Ketakutan: Banyak yang khawatir akan konsekuensi jika memilih sesuai hati nurani.
  • Kemarahan: Rasa frustrasi meningkat karena hak yang seharusnya bebas justru dibatasi.
  • Apatisme: Beberapa memilih untuk tidak menggunakan hak pilih karena merasa suara mereka tidak lagi berarti.


Solusi mendesak harus segera dilakukan untuk menjaga integritas demokrasi. Penegakan hukum terhadap pelaku intimidasi, peningkatan literasi politik, dan penyediaan ruang aman bagi pemilih untuk melaporkan intimidasi adalah langkah penting. Generasi muda, seperti yang diwakili oleh survei ini, harus menjadi motor perubahan. Mereka memiliki kekuatan untuk menuntut transparansi dan melawan praktik-praktik yang merusak demokrasi.


Pada akhirnya, pemilu yang adil hanya bisa terwujud jika rakyat bebas memilih tanpa rasa takut. Kekuasaan tidak boleh menjadi alat penindasan, tetapi harus menjadi pelayan yang memuliakan kehendak rakyat.

SUARA RAKYAT - JANGANLAH LAGI DIBELI
Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact